Senin, 02 Desember 2013

Desember ceria...

Hei... selamat bertemu lagi,
aku sudah lama menghindarimu... sialkulah kau ada disini...
.
ehm
ehm...
nyanyi..!
Memang sengaja menghindari blog ini beberapa waktu. Membuka blog baru dengan identitas sangat dirahasiakan buat bisa beneran curhat. Nggak kaya disini yang ucah bocor kemana-mana. haha...
Tapi penting juga sih blog ini. Karna banyak hal-hal yang nggak pantas aku sampaikan langsung ke kalian, tapi mungkin harus kalian tau. Baca blog ini berarti anda sudah paham konsekuensinya bahwa mungkin saja nama anda bakal disebut disini, meski saya sebenarnya tidak ingin menyampaikannya kepada anda.
.
Ini harus digarisbawahi. Semua yg saya tulis disini adalah hal-hal yang anda sebenarnya nggak harus tau. hanya saja saya ingin menulisnya, jadi berpura-puralah nggak baca. haha,
karepmu ding...
.
oke, lanjut nulis wis lah...
apa ya?
hmm... aku lengser dari PU LPM. Akhirnya. Lega. Tapi masih ngganjel sebenernya. Ada hal-hal yang aku kecewa dengan diriku sendiri saat di jabatan itu. Aku nggak maksimal disana.
Aku mulai belajar terjun ke masyarakat lewat revitalisasi kali pepe, program pemkot Solo. Dan dapet job renovasi rumah tinggal di mojosongo. Seneng sekaligus takut. Akhirnya aku sampai ke tahap ini... Bismillah...
.
Ada hal - hal lain yang secara ajaib terjadi begitu saja baru-baru ini. Banyak sekali yang membuatku terkeget-kaget dengan diriku sendiri. Aku ingat beberapa waktu yang lalu, pas menyadari aku udah 20 tahun, bukan lagi umur yang muda. Aku hanya punya waktu beberapa tahun lagi untuk dikatakan masih 'muda', tapi apa yang udah aku lakukan? Ya, semacam pertanyaan seperti itu. Nothing. Cuma beberapa penghargaan, beberapa pencapaian. Ada sesuatu yang masih membuatku berfikir ada yang terlewatkan. Entahlah, sampai sekarang pun aku masih mencari-cari.. sedikit kehilangan arah, dan tak tahu arah jalan pulang... halah!
.
Aku baru saja pulang dari pertemuan warga di daerah gilingan, solo. Merencanakan sebuah program jangka pendek dan jangka panjang untuk membangun kali pepe. Bertemu orang-orang hebat. Dapat banyak sekali ilmu baru dari sana. Tentang pohon zodiak, tentang pengolahan limbah plastik menjadi minyak, tentang banyak hal yang aku mungkin terlalu lelah untuk mengetikkanya satu per satu.
.
Sebelumnya saat aku, raha sama rd ngobrolin proyek bu Yati di balaikota, DTRK, ada seseorang yang mendengar pembicaraan kami dan dia tertarik. Dia bercerita tentang gedung bekas bioskop yang ada didalam sriwedari yang sekarang bocor dimana-mana. Disana sering ada event pemutaran film indie. Dan kalau kami tertarik, boleh main kesana, renovasi sekalian. Nggak tau kenapa, tiba-tiba adernalinku naik. Diotakku langsung terencana ide mau diapakan gedung itu. Ide tentang gedung gallery kesenian, tentang pemanfaatan gedung bioskop sebagai sarana pemutaran film indie yg lebih layak. Ide tentang perencanaan tempat pameran dg kelas internasional. Ide tentang solusi masalah karya TA yang terbuang sia-sia di gellery kampus ISI, Ide tentang segalanya. Dan entahlah. Proyek ini mau aku ambil apapun resikonya!!! Setotal mungkin!
Kayak kata pak jokowi, kalo nggak moncer sampai keluar negri, mending nggak usah sekalian. Oke, lupakan galau-galauan, lupakan sakit hati-sakit hatian, lupakan nunggu nungguan, lupakan mas mas tak tergapai, lupakan mas mas yang itu dan yang itu. Selesaikan proyek 18,6 juta bu Yati, cuss ke proyek Rumah Solo dan Bioskop Sriwedari!!!
.
Dulu, sebelum aku belok kanan ke hobby.ku, cita-cita jadi dokter bener-bener menuhin otakku. Aku punya cita-cita yang dulu menurutku luarbiasa kalau aku bisa dapet itu. Cita-cita pengen masuk kedokteran, setelah lulus ambil spesialis jiwa, setelah itu kerja beberapa tahun di rumah sakit, punya suami yang juga dokter, buka praktik dirumah, lalu punya panti jompo. Kenapa dokter jiwa? Jawabanku saat itu, aku suka sama seni, dan aku pengen jadi dokter. Dokter yang ada hubunganya sama seni cuma dokter jiwa, karena sama-sama hubungannya sama perasaan.
Cita-cita yang dulu kuanggap setinggi langit itu, kalau sekarang aku inget rasanya pengen ketawa. Ya. Aku gagal jadi dokter. Tapi karena aku gagal meraih mimpi sepanjang masa itu, akhirnya daripada nurunin cita-cita jadi bidan ato perawat aja, aku nggak mau. Kalo gagal jadi dokter, aku mau belok ke hobby. Ke seni, dan aku suka merancang dari dulu, semua hubungannya tentang merancang, desain fashion, arsitektur, tata kota, dll, dll, aku suka. Itu yang akhirnya aku ambil. Desain Interior. Ajaib, karena memang sejak pertama kali aku ngerjain ujian disini, aku langsung jatuh cinta. Ada hal-hal yang aku nggak bisa jelasin. Rasanya seperti masuk ke duniaku, kayak nemuin adik yang udah lama aku cari. Dan disini, cita-citaku saat masih pengen jadi dokter itu tiba-tiba terlalu simple.
Disini, ditempatku yang sekarang, dengan banyak orang, menjadi yang terbaik bukanlah hal yang sulit. Lalu tiba-tiba saja aku bertemu dengan orang banyak. Diantara mereka banyak orang-orang hebat. Dan disini aku belajar banyak hal. Tentang kesetiaan, tentang mimpi, tentang rasionalitas, tentang cinta tanah air, tentang kebahagiaan, tentang hidup, tentang segalanya.
Dan mimpiku dari sekedar menjadi seorang dokter jiwa berkembang. Banyak sekali hal yang aku rencanakan dari sekarang. Ada 15 pencapaian didalamnya, salah satunya yang paling aku suka adalah ide buka warung makan bakso-mie ayam di korea, dengan cabang di jepang, munchen, jerman, kanada, brazil dan turki. Dengan catatan aku nggak buka cabang satu pun di indonesia. Ide lainnya yang juga aku suka adalah ide bikin panti jompo yang memang sudah aku impikan bahkan sejak aku masih SMP. Kenapa nggak panti asuhan? Memang sih, anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Banyak anak-anak yang ditelantarkan, dan lainya dan lainya. Tapi pernah nggak sih mikir gini. Memang banyak anak-anak kecil yang seharusnya bisa diberdayakan, untuk lebih dimanusiawikan. Tapi sudah banyak kan gerakan-gerakan sosial serupa? Tapi siapa yang pernah terpikir mengurusi simbah-simbah yang udah renta, nggak punya siapa siapa, sok tau, bau, galak, susah diatur? Bayangkan kondisi mereka. Teman-temannya banyak yang sudah tidak ada. Anak cucunya sibuk dengan urusan pribadinya. Tubuhnya sudah capek padahal dia masih harus bertahan hidup. Hidupnya hanya bisa diisi dengan mencari uang sekadar bisa hidup sehari, karena dia nggak tau kapan harus meninggal. Tiap hari mengitung hari yang udah dilewati. Bukan untuk apa-apa, hanya menanti tanggal kematiannya. Dan itu bisa terjadi sama kita. Sendirian, ditengah-tengah anak muda yang sudah tak lagi peduli dengan kehidupan tua mereka. Dan masih saja ada yang bertanya kepadaku, 'hah? Panti jompo?'
Sudah paham kenapa panti jompo?
Kalau belum, silahkan cari aku dan ayo kita berdiskusi tentang dunia simbah-simbah.
13 mimpi lainnya aku ceritakan di next postingan karena aku udah capek banget.
.
.
Trus buat kamu yang itu,, iya, yang itu.
Hai.
Capek pakai topeng didepanmu terus...
Kamu nggak capek pakai topeng terus didepanku?
Kapan mau buka?
Heyo... aku tau loh...
haha
..
..
opo sih iki...
yaaa... buat yang ngrasa aja. Yang tadi siang tiba-tiba muncul, berdiri didepanku dan senyum manis sekali. Sampai bikin aku mangap dan melupakan choi yong do sejenak.. haha, lalu setelah itu kamu melambaikan tangan dan pergi.
..
haha
wis lah, capek pengen tidur.
udah ya..
selamat malam,,
terimakasih semuanya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar